HIMAPBIO BIOSVER

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ISLAM JEMBER

Rabu, 09 September 2015

Definisi Jamur






Definisi Jamur
            Jamur dalam bahasa Indonesia sehari-hari mencakup beberapa hal yang agak berkaitan. Arti pertama adalah semua anggota kerajaan fungi dan beberapa organisme yang pernah dianggap berkaitan, seperti jamur lendir dan "jamur belah" (Bacteria). Arti kedua berkaitan dengan sanitasi dan menjadi sinonim bagi kapang. Arti terakhir adalah tubuh buah yang lunak atau tebal dari sekelompok anggota Fungi (terutama Basidiomycetes) yang biasanya muncul dari permukaan tanah atau substrat tumbuhnya.
Jamur dianggap sebagai tanaman yang sangat bervariasi baik dalam bentuk, sifat dan siklus hidupnya. Namun sekarang para ahli botani mencoba mendefinisikan jamur tersebut berdasarkan ciri-ciri umum yang dimilikinya. Jamur adalah organisme eukariotik (mempunyai inti sejati) tidak mempunyai klorofil, mempunyai spora, struktur somatik atau talus berupa sel tunggal (uniseluler) dan umumnya berupa filamen atau benang-benang bercabang (multisesuler), berkembang biak secara seksual dan aseksual, dinding sel umumnya terdiri dari kitin dan selulosa atau keduanya. Selain itu jamur juga dapat diartikan organisme yang tidak mempunyai klorofil sehingga ia tidak mempunyai kemampuan untuk memproduksi makan sendiri atau dengan kata lain jamur tidak bisa memanfaatkan karbondioksida sebagai sumber karbonnya. Oleh karena itu jamur memerlukan senyawa organik baik dari bahan organik mati maupun dari organisme hidup sehingga jamur dikatakan heterotrof. Jamur ini ada yang hidup dan memperoleh makanan dari bahan organik mati seperti sisa-sisa hewan atau tumbuhan, dan dapat pula yang hidup dan memperoleh makanan dari organisme hidup. Jamur hidup dan memperoleh makanan dari bahan organik mati dinamakan saprofit, sedangkan yang hidup dan memperoleh makanan dari organisme hidup dinamakan parasit.
Tubuh jamur terdiri atas dua tipe utama: uniseluler dan multiseluler. Tubuh uniseluler terdiri atas hanya satu sel, misalnya khamir (yeast). Tubuh multiseluler terdiri atas banyak sel-sel memanjang yang disebut hifa (hyphae) yang terjalin satu sama lain membentuk talus vegetatif yang disebut miselium (mycelium). Hifa dapat dibedakan menjadi bersekat (septate) dan tidak bersekat (aseptate atau coenocytic). Dalam hal hifa membentuk sekat, bagian hifa yang dibatasi oleh sekat merupakan sel. Beberapa kelompok jamur tertentu dapat mengalami dimorfisme, yaitu pada kondisi tertentu berbentuk uniseluler dan pada kondisi lainnya berbentuk multiseluler (membentuk hifa semu atau pseudohyphae). Hifa dapat bercabang dan hifa cabang dapat saling bertemu dan kemudian menyatu melalui proses anastomosis. Meselium dapat tersusun longgar maupun tersusun padat (disebut plektenkima, plectenchymma), tetapi bukan merupakan jaringan sebagaimana pada tumbuhan dan binatang. Plektenkima dapat berupa prosenkima (tersusun agak longgar), pseudoparenkima (tersusun rapat, dinding hifa tidak menebal), dan presudosclerenkima (tersusun rapat dan dinding hifa menebal). Meskipun telah tersusun padat, plektenkima tidak mengalami diferensiasi fungsi sebagaimana yang terjadi pada jaringan.
Plektenkima membentuk struktur khusus jamur berupa sklerotia (sclerotia), pseudoslerotia (pseudosclerotia), jalinan miselial (myceliar strand) dan rizomorf (rhizomorph), serta stromata. Sklerotia merupakan jalinan padat hifa untuk mempertahankan diri. Bila jalinan padat hifa tersebut bercampur dengan jaringan tumbuhan mati tempat tumbuh jamur maka disebut pseudoskleroria. Jalinan miselial terjadi bila jamur menghadapi kondisi lingkungan yang kurang menguntungkan atau menghadapi persaingan dengan koloni sesama spesies maupun lain spesies. Pada jamur spesies tertentu, jalinan miselial tersebut tumbuh lebih rapat dan lebih memanjang, tampak seperti akar, disebut rizomorf. Stromata merupakan susunan hipa memadat sebagai dasar untuk membentuk organ perkembangbiakan.
Sifat hidup jamur terbagi atas 3 bagian, yakni:
      1.      Saprofit yakni sebagai organisme saprofit fungi hidup dari benda-benda atau bahan-bahan organik mati. Saprofit menghancurkan sisa-sisa  bahan tumbuhan dan hewan yang kompleks menjadi bahan yang lebih sederhana. Hasil penguraian ini kemudian dikembalikan ke tanah sehingga dapat meningkatkan kesuburan tanah.
      2.      Parasit yakni fungi parasit menyerap bahan organik dari organisme yang masih hidup yang disebut inang. Fungi semacam itu dapat bersifat parasit obligat yaitu parasit sebenarnya dan parasit fakultatif yaitu organisme yang mula-mula bersifat parasit , kemudian membunuh inangnya, selanjutnya hidup pada inang yang mati tersebut sebagai saprofit.
      3.      Simbion yakni jamur dapat bersimbiosis dengan organisme lain. Simbiosis dengan laga menghasilkan liken atau lumut kerak, sedangkan simbiosis dengan akar tumbuhan konifer menghasilkan mikoriza.
Share:
Lokasi: Jember, Jember Regency, East Java, Indonesia

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

Tentang Kami

Blog ini merupakan media yang dikelola oleh Bidang Informasi dan Komunikasi (INFOKOM) HIMAPBIO BIOSVER "Biology Organization of Islamic University of Jember (BIOSVER)", Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Islam Jember.
Kritik dan Saran silahkan tinggalkan di kolom komentar.

Total Tayangan Halaman

Cari Blog Ini

GALLERY

GALLERY

PILIH BAHASA